Mengutip website Kementrian
Perindustrian, jumlah konsumsi susu di Indonesia disebut masih rendah jika
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Berdasarkan data nasional, konsumsi
susu masyarakat Indonesia rata-rata
hanya mencapai 12 liter per tahun. Dengan kata lain, konsumsi susu masyarakat
Indonesia hanya satu liter per bulan dan hanya sekitar 30 cubic centimeter (cc)
per hari.
Angka ini tentunya masih lebih rendah dibandingkan dengan
negara lainnya, bahkan dengan negara tetangga, Malaysia. Parahnya, di Indonesia
susu kental manis justru lebih disenangi ketimbang susu sapi.
Isu Kandungan Nutrisi Pada Susu
Isu mengenai nutrisi juga menjadi poin pokok di industri
ini. Akar dari pernyataan tersebut adalah tentang pengembangan sapi perah baik
dari sisi kuantitasnya maupun berbicara soal kualitas. Perlu diketahui bersama,
tidak semua susu memiliki kandungan lengkap. Di zaman yang semakin maju, berkembang
sebuah rekayasa genetik yang membuat banyak sapi hanya menghasilkan susu dengan kandungan protein A1.
Eh tunggu dulu, apa sih kandungan protein A1 itu? Dan apa perbedaannya dengan protein A2? Ini dia penjabarannya.
Protein A1 :
Mutasi genetik menyebabkan banyak sapi menghasilkan susu
dengan kandungan protein A1. Kandungan ini bereaksi dengan protein pencernaan lainnya di dalam
tubuh, sehingga memicu ketidaknyamanan perut, seperti kembung, flatulensi,
sakit perut, atau bahkan diare yang biasanya bereaksi setelah mengonsumsi susu.
Bagi orang awam, gejala ini sering disebut intoleransi laktosa.
Protein A2 :
Sapi A2 didapat dari proses
seleksi alami dengan melalui seleksi tes DNA, tanpa rekayasa genetik. Susu dari
sapi A2 ini adalah 100% susu segar, tanpa ada yang ditambahkan atau dikurangi pada
kandungannya. Susu yang hanya mengandung protein A2, dipercaya lebih mudah
dicerna oleh tubuh dan nutrisinya lebih mudah diserap, karena tidak menimbulkan
rasa eneg atau kembung akibat minum
susu.
Adanya rekayasa genetik ini
bagaikan pisau bermata dua. Satu sisi baik untuk menunjang produksi susu di
Indonesia. Namun di sisi lainnya, harus mengorbankan nutrisi yang seharusnya
terkandung di dalam susu. Semestinya, susu yang baik memiliki unsur gizi yang lengkap di
antaranya protein, kalsium, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral yang diperlukan
tubuh untuk berkembang.
Jika kita berpedoman untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dari kebaikan sebuah susu. Maka, KIN Fresh Milk menjadi
pilihan yang bijak. Susu KIN memiliki kandungan A2 sehingga saat dikonsumsi
tidak menimbulkan perut kembung atau masalah pencernaan lainnya. Oleh sebab itu, menggalakkan tagar #ayominumsusu tampaknya harus mulai dilakukan sedini mungkin.
Siapa di sini yang hobi minum susu? Kalau aku sih yes. Apalagi sekarang sudah ada KIN Fresh Milk yang bukan hanya mengandung banyak nutrisi bagi tubuh, tetapi juga hadir dalam 3 varian rasa favorit, cokelat, original, dan rasa kopi.
Categories:
InfoReview