Hell yeah, saya tahu betul bahwa saya menulis judul terlalu panjang. Tapi bukan itu arah pembicaraan kita. Blog ini akan bercerita tentang pengalaman saya di kota Tokyo, Jepang yang mana punya sisi menarik untuk dieksplorasi. Dinamika perkotaan yang terus bergerak maju, namun tetap mengindahkan kebudayaan di sana. Menarik! Menempuh perjalanan kurang lebih 7 jam dari Jakarta, saya pun mendarat dengan cantik di kota Tokyo. Ini dia cerita perjalanan saya.

Eksotisme Kota Tokyo
Akui saja, bahwa Tokyo memiliki segala keindahan yang memanjakan mata. Show me anyone who can resist this beautiful city? Mata saya sejenak tertuju pada bangunan tinggi dengan gaya Arsitektur modern. Detail lain yang membuat saya terkagum-kagum adalah keteraturan masyarakat Jepang akan aturan yang berlaku.




Tokyo Metropolitan Government Building
Apabila Anda ingin menyaksikan kemegahan kota Tokyo dari atas, maka Tokyo Metropolitan Government Building adalah tujuan Anda. Gedung dengan ketinggian 202 meter ini berada di Shinjuku. Tempat ini sengaja disediakan bagi para turis. Bahkan sistematisnya pun dibuat sedemikian rupa agar memudahkan kami (para turis) untuk menuju lantai 45.


Tokyo Skytree
Di Jakarta ada Monas, kalau Tokyo andalannya ya Tokyo Skytree. Nah, makanya saat berkunjung ke Jepang, saya menyempatkan waktu untuk mengunjungi landmark kota Tokyo ini. Menara yang berdiri gagah di atas ketinggian 634 meter ini disebut-sebut yang paling tinggi dunia sampai saat ini loh. Bukan hanya bangunan menara, di area yang sama ada Tokyo Solamachi, pusat perbelanjaan untuk membeli cinderamata.


Asakusa Kanon Temple (Sensoji)
Menjadi sebuah permulaan yang indah, Sensoji Temple merupakan destinasi pertama yang ada di itinerary saya. Arsitektur khas Budha dengan patung dan ukiran tak luput dari jepretan kamera. What’s an exciting about being part a gorgeous temple. Di samping itu, banyak pula pengunjung yang memanfaatkan kunjungan dengan melakukan ritual doa di sini.



Oiya, sebelum sampai di kuil, banyak cinderamata dan kue tradisional khas Jepang yang tak ayal membuat saya terpana. Ada roti melon, es krim, kipas, hingga kaos pun ada di sini. Berjalan melewati kuil, ada taman yang cocok dijadikan spot untuk berfoto. Beserta kuil-kuil kecil yang mengikuti, mengurungkan niat saya untuk menyudahi kunjungan saya ke Asakusa.


Hachiko - Shibuya
Hal pertama yang saya lakukan di Shibuya adalah mencari patung Hachiko. Ya, masih dengan mini skirt dan kaos kaki panjang sampai ke betis, fashion item andalan saya ketika di Jepang. Who has inspired me? I don’t know. Berlokasi dekat sekali dengan stasiun Shibuya, patung Hachiko berdiri gagah dan kebetulan sedang tak banyak orang di sana.


Disneysea
Lika-liku perjalanan saya di Tokyo berlanjut ke Disneysea. Membentang sangat luas, rasanya mustahil bisa mengelilingi dan menikmati semua wahana dalam satu hari. Sekedar info, saya datang bukan di hari libur tetapi Disneysea tetap dipenuhi kerumunan orang kala itu. Bahkan untuk mencoba wahana Toy Story Mania pun saya sempat mengantri selama 2 jam. One more thing, jangan lupa untuk membeli makanan ringan, seperti Mochi, Popcorn, dan Hotdog yang terkenal di sini.




Shinjuku Gyoen National Garden

“Mendaki gunung lewati lembah
Sungai mengalir indah ke samudera
Bersama teman, bertualaaaang…”

Kiranya itulah lagu yang saya nyanyikan berulang-ulang ketika sampai di Shinjuku Gyoen Garden. Masih dengan gaya ala Jepang, kali ini saya memadukan kaos kaki panjang dengan rok berwarna merah dan bersiap mengelilingi taman seluas 58 hektar. Bagi pengunjung, disediakan map untuk mempermudah perjalanan di taman Gyoen. Serunya lagi, Anda bisa memasuki greenhouse yang merupakan rumah bagi banyak tanaman tropikal and subtropikal di Gyoen Garden.



Makanan
Berbicara soal traveling, mengupas mengenai makanan merupakan satu hal yang wajib untuk dilakukan.  Kalau sudah begini, maka quote yang pantas disematkan adalah Diet starts tomorrow”.

- Sushi
Sushi di sini sangat impresif. Mengeksplorasi semakin dalam, daging yang disajikan sangat fresh sehingga mempunyai kelekatan rasa yang mendekati sempurna. Spot kesukaan saya adalah duduk di konter, dimana saya dapat menyaksikan chef mengolah Sushi. Semuanya menakjubkan dan I totally get my moneys worth.



- Ramen
Saya telah mendengar begitu banyak hal tentang Ramen di Jepang, jadi saya tahu saya harus memeriksa satu kali selama kunjungan saya di sana. Rata-rata Ramen di sini memiliki keseimbangan rasa manis, asin, dan umami dalam satu porsinya. Each bite was a taste bomb! Juaranya tentu saja marinasi daging pork yang bertindak sebagai topping.

Menyinggung soal Ramen, tak terlepas dari nama Ichiran. Eksistensinya membuat saya langsung meletakkan di bagian atas bucketlist. Saya pun sudah siap menerjang antrian yang ‘katanya’ akan mengular di sana. Silakan memesan menu di mesin yang telah disediakan. Ketika akhirnya saya menempati kursi, saya Tonkotsu Ramen pun hadir di depan mata. Menu ini berpenampilan sederhana, tetapi kompleks dan ‘hangat’.


- Soba
Karena saat kunjungan saya ke Jepang cuaca sedang panas, maka Soba dingin menjadi alternatif yang tepat. Sementara kuah kaldu konsistensi melapisi setiap mie. Gurih menjadi basic rasa yang pertama kali terdeteksi oleh lidah. Bagi saya, semua komponen menyatu sebagaimana mestinya dan patut diapresiasi. 

- Gyoza
Lorong-lorong jalan yang agak sempit menjadi saksi bisu kenikmatan Gyoza di dekat stasiun Kameido. Gyoza dengan potongan seukuran gigitan dikukus dengan baik sehingga menghasilkan tekstur yang kenyal. Pan Fried Dumpling ini semakin favorit manakala terdapat isian daging cincang dan wasabi di dalamnya.


- Sake
Saya menemukan tempat ini saat perjalanan pulang menuju hotel. Sebuah tempat sederhana namun tak pernah sepi pembeli. Karena penasaran, saya pun memutuskan untuk mampir dan memesan Sake. Rupanya, ada cara unik untuk menikmati Sake di tempat ini. Minuman hasil fermentasi dari beras ini dicampur dengan kuah Udon yang gurih agar tidak terlalu strong. Hasilnya? Ah lebih baik saya nikmati tanpa campuran kuah Udon. Sake was definitely worth a try in Japan.


- Takoyaki
Saya pribadi suka opsi topping tambahan yang disematkan di Takoyaki. Keju dan mentaiko adalah yang terbaik. Takoyaki memiliki cumi-cumi di dalam adonan dan teksturnya hampir seperti mochi. Kenyal dan super enak. Tapi jangan langsung melahapnya ya jika tidak ingin lidah Anda terbakar, karena panas yang bergumam di dalam adonan.


- Gyudon & Beef Bowl
Uraian potongan daging yang berlimpah memanjakan mata di awal perjumpaan. Seporsi Beef Bowl dan Gyudon pas didaulat menjadi menu makan siang. Dagingnya sangat lembut sehingga tak butuh banyak tenaga untuk mengoyaknya. Dilengkapi dengan tempura agar semakin memesona. Entah bagaimana tempura adonan tetap renyah setelah dilemparkan ke dalam saus. 



- Mister Donut X Pablo
Kali ini Mister Donut menggandeng Pablo sebagai rekanan. Bagi saya, taktik marketing yang begitu jitu mengingat nama Pablo sekarang sedang naik daun. Donat dengan lumuran keju dan custard yang meleleh mampu memberikan efek "nagih" dalam setiap gigitannya. Alhasil, membuat saya tidak bisa berhenti menikmatinya.


- Aneka Minuman
Mesin penjual minuman atau vending machine di Jepang memang racun! Setiap melintasinya, menggugah niat saya untuk mencicipi aneka minuman yang terpampang di sana. Mulai dari ocha, kopi, minuman susu, soda, sampai yogurt pun dijajakan. Favorit saya adalah Yakult dan Calpis Water. Mesti dicoba!


Ada banyak hal yang sebenarnya ingin saya sampaikan dalam blog ini mengenai kota Tokyo. Tapi apalah daya, sekedar tulisan pendek mungkin akan lebih menginspirasi Anda. Dari semua perjalanan yang ada, 3 hal yang tak mungkin terlupakan mengenai kota Tokyo, keindahan kota, makanan, dan terakhir pola pikir mereka. Last but not least, experience what Japan cultures look, sound, and don't forget to feel like.

Categories: