Sebuah kebiasaan mengaitkan makan malam dengan perburuan kuliner kekinian. Dan sepertinya, tema sushi tetap menjadi tren untuk konsep resto tahun ini. (Setidaknya sampai nama Sushi Tei tak lagi berjaya). Seolah mengalir tanpa jeda, alih-alih membuat bosan nyatanya banyak pendatang baru yang justru mengambil ranah tersebut sebagai keunggulannya. Tendensi ini yang acapkali membuat nama sushi semakin melambung di dunia perkulineran.

Ialah Kyo Sushi, sebuah resto sushi minimalis yang mengusung fashion sushi. Dipenuhi dengan dominasi warna orange dan putih, Kyo Sushi harus pandai-pandai memanfaatkan ruang sempit agar terkesan presisi. Berbicara soal menu makanan, lazimnya sebuah resto khas Negeri Sakura, Kyo menyediakan tak hanya beragam jenis sushi tetapi juga udon dan katsu. Berikut ulasannya:

Aburi Salmon
Bicara mengenai cita rasa, Aburi Salmon sudah memuaskan selera karena kombinasinya. Coba bayangkan daging salmon yang fresh berpadu apik bersama kani dan dibalut dengan nori. Agar menambah kenikmatan, tak lupa sisipan tobiko sebagai topping. Perlu saya infokan, tidak semua sushi harus dicocol dengan shoyu ataupun wasabi. Anda bisa menikmati Sushi ini tanpa perasa lainnya. Bagi saya, rasa nori yang gurih dengan segala isiannya sudah menjadi penguat rasa yang pas.



Special Mentai Roll
Preferensi rasa Sushi favorit saya adalah yang fresh dan yang terpenting punya ciri khas yang membekas di memori. Secara gamblang, Special Mentai Roll tersaji menggairahkan di atas meja. Isiannya antara lain, salmon, ebi tempura, tamago, dan kyuri atau mentimum khas Jepang. Meneliti dari sudut pandang yang lebih luas, memang, ada mentai mayo yang melengkapi kekhasan rasanya.



Katsudon Set
Sekiranya Aburi Salmon dan Special Mentai Roll sudah mewakili cita rasa yang ingin ditampilkan. Selanjutnya beralih ke sajian Katsudon Set. Lazimnya sebuah menu set, Katsudon dilengkapi dengan nasi putih, Agedashi Tofu, dan Miso Soup. Teruntuk saya, daging katsu yang ditorehkan belum memenuhi definisi akan rasa yang kuat.

Tentunya tambahan shoyu akan menyamarkan rasanya agar semakin pas di indera pengecap. Sementara untuk miso soup, seorang teman saya berpendapat minimnya sentuhan gurih yang terlintas. Namun masih menggetarkan lidah saat disantap. Toh pada akhirnya, menu ini akan jadi suatu pilihan yang pas pada jam makan siang.



Gyuniko Udon
Seolah tanpa jeda, Kari Udon jadi menu terakhir yang tersedia di atas meja. Menu ini merujuk pada sajian udon yang dihidangkan dengan kuah kari. Hidangan ini harus cepat disantap setelah disajikan. Ada hasrat yang terlontar ingin dikemukakan, yakni kuah kari yang kurang kental. Namun tentunya tak jadi masalah besar, karena masih bisa dinikmati dengan baik. Lalu letak keseruannya adalah ketika gyuniku atau potongan daging sapi yang cukup besar mendarat di indera pengecap. Bagi saya, teksturnya lembut dan mumpuni saat digigit. Gyuniku ini menempati posisi penting dalam keseluruhan cerita.



Saya tidak bisa menghakimi sebuah restoran Sushi itu worth it atau tidak, karena kembali lagi hal itu tergantung selera masing-masing. Anda harus mencoba dan menilainya sendiri untuk mengetahui ciri khas yang membedakan sushi di setiap resto pengusungnya. Pastinya Kyo menghadirkan olahan sushi fusion yang menyesuaikan dengan lidah Asia. Saya justru sedikit terkejut dengan harga yang relatif lebih murah dari pada di restoran sushi lainnya.


Kyo Sushi
Jl. Boulevard Raya Blok FW 1 No. 8
Kelapa Gading
021 453 2016

Categories: