Jika saja saya tidak menyaksikan
film Filosofi Kopi, mungkin saja saya tidak akan pernah tahu akan kedai kopi
yang sedang diburu di kawasan Melawai ini. Kedai yang secara tidak langsung
dibesarkan oleh film besutan Angga Dwimas Sasongko ini, kemudian menelisik rasa
keingintahuan saya akan karakteristik kopi yang ditonjolkan. Belum banyak yang
mendeskripsikan lebih detail mengenai preferensi kopi di sana, menjadikan saya
segera mengarahkan kaki untuk sekedar mengunjungi dan menuliskannya di sebuah
blog.
Ben’s perfecto, Lestari, dan
Tiwus adalah tiga racikan kopi yang disebut-sebut paling populer di sana. Saya
pun tertarik menggali Tiwus lebih dalam. Karakter yang tercermin dari rasa itu
meneguhkan kualitas biji kopi yang diemban. Namun sayang, saat ditanya lebih jauh mengenai asal usul biji kopi Tiwus,
sang barista hanya menjawab Tiwus dari Pulau Jawa tanpa mengindentifikasi lanjut soal roasting dan lain sebagainya.
Menerjemahkan rasa penasaran
saya, seteguk kopi Tiwus memberikan jawaban. Sekedar info, kopi yang saya pesan
menggunakan metode pure over dengan
alat seduh V60. Aroma yang keluar dari kopi ini mirip dengan spesifikasi kopi
Toraja dimana tercium aroma rempah dan earthy
yang khas. Kopi yang saya nikmati terlalu panas, mengisyaratkan suhu air yang
digunakan oleh barista untuk menyeduh terlalu tinggi yang mana akan berpengaruh pada rasa kopi
keseluruhan. Tingkat asiditas atau keasaman yang saya rasakan di bagian
tepi lidah kurang begitu pekat, justru rasa pahit paling mendominasi. Sementara
untuk body, kopi Tiwus punya tingkat
kekentalan yang cukup tebal, artinya biji kopi yang dipanggang (roasting) medium.
Beralih ke menu non coffee yang ringan, saya memesan
Green Tea Latte. Ia nampak cantik dengan sentuhan latte art berbentuk menyerupai dedaunan. Seperti preferensi pada
umumnya, karakteristik Green Tea Latte yang saya pesan punya body yang tebal, rasa manis yang pas, dan memiliki aroma yang khas.
Terasa menyatu baik dengan indera pengecap.
Berangkat dari idealisme yang
ditunjukkan dalam film, kedai Filosofi Kopi punya magnet tersendiri yang mampu
menarik minat para kaum muda untuk
mengunjunginya. Dari sisi interior, memang tak berbeda jauh dengan di film. Di
dalam bangunan berbentuk kotak yang tidak begitu luas, saya membayangkan sedang
berada di sebuah lokasi film yang dramatis. Walaupun tanpa papan nama yang
mencolok, para penikmat kopi siap antri dan berbagi kebahagiaan di sana. Saya
pun akan kembali mencicipi dua racikan berikutnya, Ben’s Perfecto dan Lestari. Bagaimana
dengan Anda?
Filosofi Kopi
Jl. Melawai VI, Blok M, Kebayoran
Baru
Jakarta Selatan
Categories:
Hang Out