Profesi pramusaji bisa dikatakan tumpuan dasar suksesnya sebuah resto, khususnya  di ranah pelayanan. Walau terlihat sederhana, kegiatan meliputi menyambut tamu sampai mereka meninggalkan restoran menyangkut dengan tingkat kepuasan dan frekuensi kembalinya pengunjung. Lihat, betapa pentingnya peran pramusaji dalam membentuk image sebuah restoran.

Membicarakan hal mengenai pelayanan, tentu tidak terlepas dengan pembahasan resto fine dining. Biasanya, mereka telah memprogram Standard Operational Procedure (SOP) untuk mempermudah pengelolaan. Jika kriteria tersebut yang dicari, maka Anda bisa menemukannya di Toscana, salah satu resto di Kemang yang mengusung tema “Italian Cuisine”.


Seorang pramusaji menyapa saya dengan hangat. “Sudah reservasi?” ujarnya. Dengan gayanya yang ramah, sang pramusaji kemudian mengantarkan saya ke tempat duduk yang sudah disiapkan. Belum sampai ke tujuan, pramusaji lain sudah bersigap membukakan kursi dan meletakkan napkin di atas pangkuan saya. Tanpa banyak basa-basi, ia memberikan buku menu dan mencatatkan pesanan lewat ipad di tangannya. 

Sembari menunggu pesanan, saya dihadapkan dengan iringan welcome bread lengkap dengan kondimen seperti olive oil, balsamic vinegar, tabasco, chili flake, herb butter, dan keju parmesan. Pertemuan saya dengan Toscana juga menunjukkan teori yang sedikit terlupakan. Inilah budaya serapan restoran Italia yang seharusnya. Welcome bread seolah memperlihatkan keseriusan Toscana dalam hal pelayanan.


Selang beberapa menit, dua pesanan pasta hadir meramaikan meja saya. Dimulai dengan Spaghetti Bolognese. Dengan tampilan yang sederhana, hidangan ini mampu mengeluarkan aura istimewanya. Diolah dengan teknik yang tepat dan tidak berlebihan, sajian ini menginterpretasikan rasa Italia yang 'sebenarnya'. Tekstur Spaghetti yang al dente dipadukan seimbang dengan bumbu yang bersingkronisasi baik lewat rasa klasik nan elegan.


Masih dalam lingkup pasta, hidangan kedua yang tak kalah menggiurkan adalah Penne Black Forest. Mencari alibi untuk tidak menyukai menu ini rasanya sulit. Paduan jamur, brokoli, dan creamy smoked cheese sauce kental saling berharmonisasi menciptakan jejak rasa yang mumpuni. Indera pengecap tak akan bisa lagi berkelak apalagi ketika bersentuhan dengan olahan khasnya. Tak heran mengapa mulut begitu agresif menyantap makanan kedua ini. 


Apalah arti sebuah makan malam di restoran Italia tanpa sajian Pizza sebagai penyempurna? Margherita adalah pilhan yang tepat. Menariknya, tak perlu bercakap dengan pramusaji, ketika piring Pasta terlihat ludes, mereka dengan sigap memberikan seporsi Pizza yang saya pesan bersamaan dengan menu pertama. Excellent service! Persembahan Pizza klasik ini siap jadi penutup yang sempurna. Alih alih membuat kenyang, saya malah ketagihan dengan cita rasa yang ditawarkan oleh Pizza klasik tersebut. Untuk saya pribadi, pizza ini memancing spekulasi di dalam pikiran “I won’t even feel guilty after eating it.”


Jika ada satu hal yang juga Anda tunggu-tunggu mungkin adalah kesimpulan akhir. Berkelas, adalah satu kata yang mampu mewakili pengalaman saya selama di Toscana. Restoran yang berdiri sejak tahun 1996 ini berani menyuguhkan sesuatu yang elegan sekelas hotel berbintang lima. Jadi sudahkah terlintas di pikiran apa yang akan Anda nikmati di Toscana?

Toscana Italian Restaurant
Jalan Kemang Raya 120
Jakarta
021 718 1216 , 021 718 1217

Categories: