Kopi tak hanya sekedar komoditas tapi dengan baik ia tengah memposisikan dirinya sebagai gaya hidup. Walaupun kopi telah mendapat apresiasi yang baik di masyarakat, khususnya perkotaan, namun tolok ukur akan cita rasa kopi nampaknya masih minim. Kegiatan mengindentifikasi karakter dari jenis kopi atau yang biasa disebut cupping, jadi satu ajang rutin yang harus dilakukan untuk mengedukasi masyarakat akan rasa kopi sebenarnya. 

Jika Anda kebetulan sedang melintasi jalan Abdullah Syafi’ie, Casablanca cobalah sambangi kedai kopi bernuansa vintage dengan papan bertuliskan “KOPIKINA”. Setiap hari Sabtu, Kopikina menggelar kegiatan Cupping dengan tujuan mengindentifikasi biji kopi kepada khalayak umum. Kegiatan eksplorasi ini menyangkut beberapa faktor, mulai dari pengenalan asal biji kopi, aroma, rasa, karakter, hingga teknik  penyeduhan. 


Beruntung, bersama tim Zomato, saya dan foodie lainnya berkesempatan ikut kegiatan cupping yang kurang lebih berlangsung selama 2 hingga 3 jam. 7 jenis biji kopi Arabika pun siap dieksekusi, antara lain Malabar Wash, Gunung Arjuno. Paniani Moanemani, Toraja Marinding, Bali Kintamani, Sumatera Mandheling, dan Sumatera Sipirok.


Kopi dari Jawa, seperti Malabar punya karakteristik rasa yang tidak terlalu acid dan beraroma dark chocolate. Maka tak heran, biji kopi ini punya popularitas yang baik di mata masyarakat. Terbukti dengan jenis kopi ini berhasil mencetak nilai paling tinggi pada saat acara Lelang Kopi Spesialti Indonesia ke-3 tahun 2014 lalu.

Secara personal, kopi yang paling mendekati cita rasa favorit saya adalah Moanemani. Biji kopi asal Papua ini punya karateristik rasa yang cenderung fruity, manis, dan bright. Selain itu, seperti tipikal kopi Papua lainnya, Moanemani punya after taste yang nyaman di mulut. 


Berangkat dari selera yang tak dapat dibatasi, Kopikina memperkenalkan kurang lebih 80 jenis single origin yang tersebar di pelosok Indonesia. Di kesempatan yang sama, saya juga sempat mencicipi kopi Liberika yang notabene-nya amat jarang ditemukan di coffee shop di Jakarta. Liberika punya kadar kafein yang 4 kali lebih tinggi dari Arabika. Ketika dicium, terkuak aroma spicy yang cukup kuat. Mengenai karakter, kopi asal Temanggung ini terasa lebih bright  dengan sedikit acid yang membuatnya nagih. 

Berdasarkan pemahaman yang salah akan pola pikir orang Indonesia tentang secangkir kopi, cupping bisa jadi sarana reguler dalam memperkenalkan cita rasa kopi. Selain kopi, melalui bisnis yang masih tergolong balita, Kopi Kina juga memiliki beragam menu light bite yang bisa dijadikan menu pendamping kopi, antara lain Egg Scramble Sandwich, Singkong Goreng, Waffle, Pancake, dan beragam menu lainnya.




Kopikina
Jl. H. Abdullah Syafi’ie no.1 (Casablanca)
Jakarta
021 2970 4981

Categories: