Entah dengan berbagai alasan, pemberian label ‘otentik’ kerap kali melekat mengikuti nama sebuah restoran. Bagi saya, label ‘otentik’ menjadi sebuah pertanyaan besar dimana saat ini banyak restoran menempelkan nama tersebut untuk menarik lebih banyak konsumen. Bagian mengecewakannya, banyak dari mereka bahkan tidak paham akan pengertian kata otentik sendiri. Mereka lupa, mengadaptasi selera Asia tidaklah masuk ke dalam kategori otentik.

Berbicara mengenai keotentikan, mengantarkan saya akan perburuan kuliner di kawasan Apartemen Wisma Gading Permai (WGP), Kelapa Gading. Berdekatan dengan pintu masuk, saya menemukan sebuah warung tenda mengusung konsep Italian Pasta. Basillica namanya. Menilik pemberian nama, terpancar kesukaan sang pemilik akan daun basil dimana bahan tersebut berperan penting dalam menambah rasa sajian pasta.

Tak banyak menu yang ditampilkan mengerucut pada standar rasa yang berlaku untuk masing-masing varian. Beberapa diantaranya, seperti Bolognese, Carbonara, Pesto, Aglio Olio, dan Margherita tentu sudah akrab di telinga. Untuk lebih detail, mari simak ulasan kelimanya:

Beck’s Bolognese
Berisi cincangan daging sapi dan babi, pasta ini semakin sempurna dengan siraman homemade tomato sauce. Sementara wortel, seledri, bawang merah, dan bawang putih memberikan kekayaan rasa yang melebur di antara bumbu lainnya. Dimasak dengan metode slow cooking, memberikan kompleksitas yang baik untuk Beck’s Boogie ini.


Clapton’s Carbonara
Di Indonesia, carbonara kerap disalahartikan. Banyak dari restoran yang menyajikan Carbonara dengan saus krim. Kenyataan ini tentu salah kaprah dan telah berkembang sebagai sesuatu yang justru umum terjadi. Jika mengikuti metode klasik Italia, saus Carbonara terdiri dari campuran pasta dan telur kocok. Pemakaian telur ini agar membuat saus terlihat lebih creamy, diimbangi dengan penambahan parutan keju parmesan. Sementara sentuhan bawang putih dan black pepper akan mengeluarkan cita rasa yang lebih kuat.


Page’s Pesto
Page’s diproses secara sederhana, Page’s menghasilkan rasa yang kuat, terutama dari bumbunya. Olahan basil memang memberikan aroma yang kuat untuk pasta sehingga mampu menggugah nafsu untuk segera menyantapnya. Tanpa mengintimidasi bahan lain, komponen lainnya yang menjadi  sorotan adalah bacon atau yang bisa disubtitusi dengan daging ayam. Tidak hanya itu, paduannya semakin solid dengan kehadiran walnut, keju parmesan, dan bawang putih.


Angus’s Aglio Olio
Sesuai dengan penerjemahan katanya, Aglio merujuk pada bawang putih dan Olio berarti minyak zaitun,  menu yang satu ini rasanya lebih minimalis dibanding olahan pasta lainnya. Sementara tambahan daging Angus berkontribusi baik terhadap aroma gurih yang langsung menyeruak mana kala Angus’s Aglio Olio dihidangkan di atas meja.


May’s Margherita

Menu ini terdiri dari pilihan pasta, homemade tomato sauce, cherry tomato, dan keju mozzarella. Selain basil yang mampu menonjolkan rasa dari setiap hidangan pasta, keju mozzarella pun mampu menjadi tokoh sentral yang patut dipikirkan keberadaannya. Proses burning  dengan blow torch memberi aksen moderen yang tak hanya mempercantik tampilan tapi juga indah dari segi rasa. Sejenak  paduannya mampu menghipnotis lidah pengecap saya.


Nyatanya keotentikan tidak hanya bisa ditemukan pada resto yang bermodal besar. Bahkan warung tenda pun mampu memberi warna pada sisi kuliner di tanah air. Pemfokusan dari segi rasa memang dibutuhkan pebisnis kuliner. Tidak hanya memanjakan pelanggan, tapi sudah menjadi bentuk representasi tren kuliner yang berkembang. Basillica Pasta mampu membuktikan kualitasnya yang bahkan bisa menyamai atau mungkin lebih dari restoran Italia yang mengaku ‘otentik’. Penasaran?

Basillica Pasta
Jalan Bulevar Utara, Kelapa Gading
Jakarta Utara
0818 138 884

Photo Courtesy of Edwin Pangestu

Categories: