Kuliner moderen tak pernah habis
untuk dikupas. Fenomena ini memerlihatkan betapa kebutuhan akan gaya hidup
sudah benar-benar diakomodasi. Salah satu resto yang bermain di ranah tersebut
adalah Huize Van Wely. Resto fine dining ini menampilkan sebuah
desain interior bergaya chic dan klasik dengan komposisi warna kalem yang
senada. Furniture dengan garis rancang minimalis muncul sebagai opsi
beraksentuasi menarik. Kesan moderen turut diusung dengan koleksi pajangan
seperti bunga serta patung dan lukisan yang berhias di setiap sisi. Tak sebatas
itu, gaya ramah sang waitress yang komunikatif menunjukkan kedekatan emosional
yang baik dengan para pelanggannya.
Huize Van Wely kian konsisten
memuaskan hasrat petualang para kaum urban di setiap perjalanannya. Kali ini
dengan mengkreasikan menu buffet yang berlangsung setiap hari Rabu mulai dari
pukul 12.00 hingga 15.00. Tersedia tiga pilihan menu masakan berbeda tiap
minggunya, terbagi atas makanan Indonesia, western, dan di kedatangan saya kali
ini menu yang disajikan adalah masakan Jepang.
Langsung saja saya mengawali
perburuan kuliner dengan merujuk menu appetizer
yang tersaji di sebelah kiri meja. Jejeran menu salad menjadi perkenalan
pertama yang bijak sebelum menjamah menu yang lainnya. Rangkaiannya antara lain
Japanese Caesar Salad, Chicken with Carrot & String Beans with Creamy Onion
Dressing, dan empat variasi salad lainnya.
Masuk ke kategori main course,
Beef Sukiyaki dan Chikuzenni menjadi menu yang dieksekusi berikutnya. Masing-masing adalah makanan yang populer
di Jepang. Beef Sukiyaki merupakan makanan tradisional Jepang yang berisi
irisan daging sapi sementara Chikuzenni adalah masakan khas daerah Chikuzen (wilayah
utara Kyushu) yang merujuk pada kata rebus. Keduanya memiliki olahan rasa yang
nikmat.
Masih di lingkup menu makanan
utama, tempura tak luput dari sajian yang bertengger di atas meja. Sesuai
dengan perkiraan, tempura ini memiliki permukaan kulit yang garing. Untuk
mengimbanginya, saya tambahkan cocolan saus tempura yang sukses menambah cita
rasa khas Jepang.
Tergiur dengan nasi goreng, saya pun menggali cita rasanya
lebih dalam. Nasi goreng khas Jepang dibuat
dengan bumbu yang tergolong sederhana sehingga rasa yang dihasilkan tidaklah
kompleks. Ini tentu sesuai dengan karakeristik masakan Jepang yang mengacu pada
prinsip rasa yang ringan sehingga akan terkenang cita rasa di dalam mulut dalam
waktu yang cukup lama. Ditambah lagi keramahan sang juru masak asal negeri
sakura yang menjadi catatan tersendiri bagi saya dalam mengeksplorasi
masakan Jepang lebih jauh.
Walaupun ruang di perut sudah
terisi penuh, namun selalu ada tempat untuk dessert. Lansiran akan
produk-produk pastry juga kian mewarnai menu makan siang kala itu, antara lain Macha
Mousse, Warabi Mochi, Mini Dorayaki, dan Macha Soes. Jujur saja, Huize Van Wely berhasil membuat saya terbuai dengan rasa setiap dessert yang ditampilkan.
Interpretasi terkini di dunia
kuliner sedikit banyak mempengaruhi warna resto yang tumbuh di tanah air, salah satunya Huize
Van Wely. Resto classy ini mampu mengungkap makna dibalik esensi sebuah resto. Bukan saja sajian makanan
yang berkelas dan desain interior bergaya elegan, interaksi yang dibangun antara waiter / waitress dengan para tamu menjadi poin plus tersendiri. Selain itu, lewat rangkaian menu buffet, Huize
Van Wely memberikan kemudahan bagi para tamu yang ingin mencicipi setiap lini cita rasa yang disajikan, mengingat harga menu a la carte di sini terbilang tinggi.
Huize Van Wely Van Wely
The Papilion, Jl. Kemang Raya No.
45AA
Kemang, Jakarta
021 719 1975
Categories:
Hang Out