Salah satu kelebihan masakan Jepang adalah olahannya yang sehat, bahkan terkadang menggunakan bahan makanan mentah yang fresh. Citarasanya yang melekat dengan lidah Indonesia tak jarang memupuk ketenaran makanan Jepang di tanah air menyebabkan persaingan yang tak dapat terelakan. Kenyataan ini tak membuat Washoku Sato getar. Resto yang didirikan atas kerjasama antara Indomarco Prismatama dengan Sato Restaurant System Co. Ltd asal Osaka sejak Juni silam ini, seolah siap mengibarkan bendera persaingan yang kuat di tengah serbuan pasar restoran Jepang di Indonesia.


Perkenalan pertama saya dengan Washoku Sato bermula pada suatu siang yang cenderung berawan. Angan-angan ingin menghangatkan perut, saya pun mengarahkan kaki menuju meja panjang yang mampu menampung sekitar 6 orang. Pemuatan Chanko Nabe yang seolah mendominasi buku menu menjadi menu pilihan pertama saya.


Ketika hasil tunjukan saya tiba di atas meja, segera saja saya cicipi makanan yang kabarnya menjadi favorit para atlet sumo di Jepang. Melihat porsinya yang besar, saya sedikit getir. Sekali melahap, mengayunkan tangan saya untuk meraihnya kembali. Kuahnya yang asam dan gurih menjadi kekuatan sang Nabe untuk menghipnotis mulut saya untuk kembali mengunyah. Penasaran dengan olahannya, saya pun bertanya dengan si pramusaji. Terkaan saya benar, ada bumbu rahasia yang bersembunyi di balik Nabe, ialah Dashi atau kaldu khas Jepang yang terbuat dari katsuo (ikan cakalang).

Tidak berhenti sampai di sana, makanan yang tak kalah membuat saya mengernyitkan dahi adalah Ebi Tendon atau nasi yang disajikan dengan tempura. Begitu tempura digigit, terasa sangat garing. Lagi-lagi ada rahasia di belakangnya, kali ini berasal dari teknik penggorengan yang menggunakan minyak kanola. Selain menghasilkan gorengan yang lebih kering, dari sisi kesehatan minyak kanola juga cepat dicerna sehingga aman bagi tubuh. Kabarnya di Jepang, menu Ebi Tendon, terjual 2 juta porsi dalam kurun waktu 1 tahun. Waw!


Menu rekomendasi selanjutnya datang dari kategori sushi. Di sini ada 50 varian sushi yang bisa Anda pilih. Jika bingung, tersedia pula menu sushi satuan yang memungkinkan untuk memilih sushi sesuai keinginan. Untuk minuman, Anda tidak perlu ragu untuk menghampiri Drink Bar. Pilihan ocha, soft drink, atau jus bisa Anda nikmati berkali-kali. Seberapa sering frekuensinya, tetap saja tidak dikenakan biaya tambahan.

Dari sisi interior sendiri, Washoku Sato kental menampilkan unsur budaya Jepang sebagaimana menandakan jati dirinya. Contoh konkritnya ialah lukisan empat musim yang menandai pembagian iklim di Jepang, musim semi, panas, gugur, dan dingin bertengger manis di dinding resto. Tidak banyak dekorasi yang ditampilkan, kesan moderen nan elegan justru didapat lewat pemilihan furnitur dan dinding berwarna kalem. Sementara hiasan bunga sakura berhasil menciptakan warna di setiap sudut resto.

Puas memanjakan lidah ternyata berbanding lurus dengan kepuasan isi kantong. Dengan kualitas dan varian yang beragam, Anda cukup merogoh kocek Rp. 80.000,00 – Rp. 90.000,00 /orang. Cukup bersahabat untuk resto berkelas di Central Park. Saya pun sudah mulai membuat rencana untuk kembali lagi ke Washoku Sato, bagaimana dengan Anda?

Washoku Sato
Central Park, Lantai 1, Jl. Letjen S. Parman, Tanjung Duren
Jakarta
021 2920 0232

Categories: