"Salamaik Datang di Suntiang"


Dulu Suntiang identik dengan mahkota wanita Minang yang digunakan saat prosesi pernikahan. Tapi sejak akhir 2013 Suntiang justru lekat dengan restoran fusion sushi yang menggabungkan antara makanan khas Jepang dengan masakan Padang. Penasaran? Mari kita tengok review singkatnya.


Tradisi kuliner Jepang notabenenya memiliki perbedaan yang mencolok dengan masakan Minang. Gebrakan Suntiang jujur sempat membuat saya mengerutkan dahi. Bagaimana bisa menyunting keduanya? Menjawab pertanyaan tersebut, hasrat penasaran kian bergejolak manakala saya menyempatkan diri untuk mencicipi menu sushi yang sekarang sedang naik daun ini. 

Harus saya akui, Suntiang sangat berani dalam menentukan konsep. Mengingat kedua makanan ini mempunyai ciri khas yang kental satu sama lain. Benturan budaya ini nyatanya dapat diterima oleh masyarakat dan tersaji apik oleh Suntiang, yang tampil perdana di Pondok Indah Mall 2 lantai 3. Bukti suksesnya apa lagi kalau bukan intensitas yang seakan tak kenal bosan memenuhi jejaring sosial.

Nama menu yang terbandrol lengkap beserta foto menarik di dalam buku menu cukup memudahkan saya untuk menentukan keputusan. Rendang Roll menjadi pemuas awal rasa penasaran saya. Sempat kelimpungan mencari soyu dan mayonnaise, sang waitress dengan sigap datang menghampiri dan berkata, "Sushi kami sudah kaya rasa, silakan dicoba tanpa menggunakan bumbu pendamping lain," ujarnya sopan. Baiklah, mari mulai mengeksekusi.

Dalam hal presentasi, tak ada kesan yang mencolok dengan menu yang saya pesan. Perbedaan datang ketika saya mulai mencomot dan memasukkan Rendang Roll ke dalam mulut. Rendang banget! Seketika saya sadar, ini soal sudut pandang. Cara berbeda menyantap masakan Minang yang dibalut dengan nori dan terhidang bersama sejumput daging di atasnya. Yes, it's called Nasi Rendang.


Coba tebak menu berikutnya yang saya pesan. Seporsi menu yang mirip dengan Tuna Roll, namanya Ayam Pop Roll. Tergambar sudah kelezatan ayam pop yang khas berpadu dengan gumpalan kepal nasi yang dibalut dengan nori. Agar semakin otentik, penyajian disertai dengan sambal khas yang pedas dan mengeluarkan sedikit preferensi rasa gurih. Cocolan yang imbang antara rasa gurih, pedas, dan manis khas masakan Minang.


Meraih menu yang berbeda, kali ini tangan saya tangkas mengambil Onigiri. Sedikit memaksakan, jujur penampilan sushi ini kurang elegan dan terkesan seperti boneka gagal. Namun bisikan perut untuk segera menyantap menu ini tak bisa dipungkiri. Surprise, di dalamnya terbungkus potongan daging ayam teriyaki yang lagi lagi mengedepankan rasa gurih dan manis.


Di luar sushi, tersedia sederet menu lainnya yang tak ada salahnya untuk dicoba. Less talk, biarkan foto di bawah ini yang berbicara.



Begitulah gambaran sushi dikemas dengan sudut pandang yang berbeda. Sekilas sama tapi ketika lidah berbicara hasilnya adalah temuan yang luar biasa. Bukan tidak mungkin, akan timbul pemain serupa yang mencoba peruntungan yang sama. Hanya konsisten dan inovasi yang akan menjawabnya. Perpaduan kedua jenis makanan yang berbeda budaya tersebut memang terkesan ganjil tapi itulah kuliner, selalu berkembang dari hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Suntiang Restaurant
Pondok Indah Mall 2, 3rd floor #346
Jl. Metro Pondok Indah
Jakarta Selatan
021 7592 0529

Categories: