Dengan jumlah pertumbuhan dessert shop di Jakarta khususnya berbasis cokelat, nama Pipiltin Cocoa dan Cacaote bisa jadi dua dessert shop yang paling banyak dibicarakan, khususnya di media sosial. Keduanya memang pemain baru di kalangan desssert shop, namun keunikannya mampu melejitkan nama Pipiltin Cocoa dan Cacaote menjadi daftar tempat yang haram jika tidak didatangi oleh para pecinta cokelat.

Penasaran dengan dua dessert shop ini, saya mencoba untuk melakukan sedikit perbandingan dengan mendatangi keduanya di hari yang sama. Dari hasil pengamatan, saya menemukan beberapa faktor pembeda dimana masing-masing memiliki kekuatannya sendiri.

Interior
Desain interior mencerminkan gaya yang diusung oleh suatu restoran. Memasuki Pipiltin Cocoa, pengunjung langsung dihadapkan dengan konsep open kitchen dimana pada ruangan transparan tersebut memperlihatkan para ‘peramu cokelat’ yang sedang bekerja. Keberanian Pipiltin Cocoa patut diancungi jempol. Bagaimana tidak? Saat memutuskan mengambil konsep open kitchen artinya mereka berani menunjukkan kualitas pengolahan cokelat, terutama dari segi kebersihan.



Konsep open kitchen memungkinkan para pengunjung untuk menyaksikan secara langsung proses pembuatan cokelat. Hal ini tentunya memberikan nilai plus bagi Pipiltin Cocoa karena pengunjung  dapat menikmati paket menu yang lengkap, mulai dari pengolahan hingga akhirnya presentasi di atas meja. Berbicara lantai dua, rupanya Pipiltin Cocoa mengusung interior yang chic and simple dengan dominasi elemen cokelat dan kesan ‘unfinish’. Perabotan lain seperti meja dan kursi tampil menyerasikan dengan warna interior.

Lain halnya dengan Cacaote yang mengedepankan gaya kontemporer menonjolkan sisi moderennya. ‘Istana Cacaote’ menujukkan kelasnya sebagai dessert shop kelas atas. Paduan warna yang feminin pada lantai satu dengan berbagai furnitur mewah menjadikan Cacaote hidup di kelasnya. Lampu klasik semakin menandai kejayaan Cacaote mengadaptasi bangunan Eropa, dimana lampu tersebut menciptakan kesan romantis terutama untuk kaum hawa.



Gaya yang berbeda ditunjukkan lewat lantai dua. Sisi maskulin akan lebih terasa dengan penataan furnitur berdominasi warna hitam. Kesan elegan semakin tercipta manakala terdapat sebuah bar yang diperuntukkan bagi tamu yang ingin meneguk segelas wine. Hasilnya adalah tampilan dessert shop mewah dengan aksen berbeda di setiap lantai menciptakan ‘rasa’ tersendiri bagi pengunjungnya.

Bahan Baku
Tidak adil rasanya seperti membicarakan mengenai topik ini, karena walaupun berbahan baku cokelat, Pipiltin Cocoa dan Cacaote memiliki segmen yang berbeda. Pipiltin Cocoa dengan cokelat lokalnya dan Cacaote dengan cokelat impornya. Membicarakan hal ini sama saja membandingkan antara cokelat lokal dan impor dimana masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri.

Dessert, Tabanan vs Cacaote
Masuk ke kategori dessert, Pipiltin Cocoa patut berbangga. Memegang misi mengedepankan cokelat lokal, Pipiltin Cocoa menggunakan dua cokelat yang berasal dari Pidie Jaya asal Aceh dan Tabanan asal Bali. Jika Anda ke Pipiltin Cocoa, Anda harus mencoba Tabanan Bali. Terinspirasi dari salah satu pantai di Bali, dessert ini mengedepankan presentasi unik yang menggambarkan hamparan ombak di sebuh bibir pantai. Tabanan Bali berisi mousse, spiced creameaux, chocolate pearl, dan dehydrated chocolate mousse yang menyatu di atas sebuah piring besar.

Photo Courtesy of Edwin Pangestu

Memiliki nama yang sama, Cacaote merupakan dessert unggulan yang paling menjadi primadona. Cacaote memiliki semua eleman yang berhubungan dengan cokelat, mulai dari based hingga glazing! Wajib dicoba oleh semua pecinta cokelat di luar sana. Pada lapisan pertama ditempati oleh chocolate sable sebagai based, lalu menyusul bagian berikutnya seperti praline cream, sticky caramelized nuts, chocolate sponge, milk chocolate cream, dark chocolate mousse, dan chocolate glaze. Sangat menggoda!



Lokasi
Menggunakan logo berbentuk asimetris berwarna orange mencolok, papan nama Pipiltin Cocoa tidak susah untuk ditemui. Berlokasi di di Jalan Barito, letak Pipiltin Cocoa memang sedikit jauh dari pusat keramaian. Di samping kanan dan kirinya pun tidak terlihat ada toko makanan lain. Entah menjadi keunggulan atau tidak, namun Pipiltin Cocoa mampu menunjukkan keberaniannya dalam memilih tempat sehingga jelas, orang datang ke sana sudah pasti mengunjungi Pipiltin Cocoa.

Berbeda dengan Cacaote yang berlokasi di kawasan yang saat ini sedang berkembang di Jakarta, terutama kulinernya yaitu Senopati. Persaingan sangat kental terasa di daerah ini. Kawasan ini seakan menjadi magnet untuk siapa saja bertarung secara terang-terangan, yang dihuni oleh berbagai dessert shop lainnya seperti Collete and Lola, Better Chocolate than Never, bahkan pemain besar seperti Harvest. Dibalik itu semua, namun Cacaote membuktikan kualitasnya dalam menyajikan dessert istimewa khususnya untuk para pecinta cokelat.
  
Ini mungkin hanya masalah selera. Ada yang menjagokan Pipiltin Cocoa namun ada juga yang mengunggulkan Cacaote. Jika ditelaah memang Pipiltin Cocoa dan Cacaote memiliki segmen pasar, olahan dessert, serta keistimewaan yang berbeda. Chef Dedy Sutan dengan Tabanan Bali-nya sedangkan Executive pastry chef Darryl Iswaratioso dengan Cacaote-nya. Namun di balik itu semua, Pipiltin Cocoa dan Cacaote patut berterima kasih dengan kemajuan teknologi serta fenomena sosial media yang pada akhirnya menaikkan nama mereka menjadi salah satu dessert shop papan atas di Jakarta.

Pipiltin Cocoa
Jalan Barito No.2, Jakarta Selatan, Jakarta Selatan
021 72800011

Cacaote
Jl. Senopati no. 80 , Senopati - Jakarta Selatan
021 2900 7997 

Categories: