Masyarakat Indonesia lebih mengutamakan indera penglihatan dan penciuman ketimbang lidah sebagai indera pengecap. Itulah sebabnya flavor menjadi suatu hal yang lazim digunakan di Indonesia. Sebenarnya apa sih perisa itu? Basic dari perisa mengandung pewarna dan essence yang berguna sebagai pewangi. Namun pada kenyataannya perisa yang dipakai di Indonesia tidak mempunyai rasa, tetapi lebih mengutamakan warna dan flavor. Di Indonesia, rasa flavor yang paling banyak digunakan  adalah mocha, cokelat, dan vanilla.

Bakery atau Cake Shop bukan tanpa alasan menggunakan perisa sebagai campuran adonannya. Kelebihan menggunakan perisa adalah dapat menghemat biaya karena untuk 1 kg adonan hanya membutuhkan 2% - 5% perisa. Dengan kadar tersebut sudah cukup menguarkan warna dan rasa yang pekat karena perisa lebih mengadalkan rasa dari essence bukan dari buah asli. Selain itu, penggunaan perisa juga dapat mengifisienkan waktu produksi karena penggunaannya cukup dituang ke dalam adonan.

Berbeda dengan di negara barat, mereka lebih banyak menggunakan puree sebagai flavor yang mana mempunyai unsur warna, aroma, dan rasa. Namun kekurangannya untuk warna dan aroma tidak sekuat dengan flavor di Indonesia. Oleh karena itu, di Indonesia flavor lebih laris dibandingkan dengan puree.
 Flavor sebenarnya dapat dibuat secara alami. Sebagai contoh menggunakan jeruk untuk warna orange dan aroma jeruk serta pandan untuk warna hijau dan aroma pandan. Perisa alami biasanya dipakai untuk kue basah sedangkan kue moderen tetap menggunakan pasta sebagai perisa. Namun, basicnya semua makanan apapun dapat ditambahkan flavor.

Illustration  by Edwin Pangestu

Categories: