Hari itu, Jum'at, 26 April 2013 gue dikirim ke Cirebon dari kantor, ada kerjaan di sana Berbekal tiket kereta Cirebon Ekspres keberangkatan jam 6 pagi, gue terpaksa harus bangun jam setengah 4 pagi! Mata masih sembab gue mandi dan berangkatlah ke stasiun Gambir dianter nyokap. Perjalanan pagi itu (Bekasi - Gambir) hanya memakan waktu setengah jam. Pagi hari Jakarta memang terlihat sangat cantik tanpa kemacetan.

Ini pertama kalinya gue naik kereta sendiri. Banyak tanya ke semua orang berseragam menjadi cara jitu agar engga tersesat di tengah jalan. Tepat di jam 6 pagi, kereta yang gue tunggu akhirnya datang. Mencari gerbong Eks - 1 kemudian duduk manis kursi nomor 5C, perjalanan Jakarta - Cirebon ditempuh dalam waktu 3 jam sehingga gue memutuskan untuk TIDUR!

Sebelumnya diinfokan gue di sana untuk meliput big demo yang diadakan oleh Sanitas. Tapi ternyata, usut punya usut demo sudah berjalan di hari Selasa - Kamis lalu. Jadi  hari itu gue cukup meliput gathering (yihaa!). Sampai di Cirebon gue dijemput oleh dua orang bapak baik hati yang bernama Gunawan dan Rifki dari tim sales EPFM. Sambutan cukup hangat dengan logat medok mereka. "Liburan" (angggaplah begitu) dimulai dengan mengunjungi Ozzie Bakery terlebih dahulu, salah seorang klien mereka.


Penampilan Ozzie Bakery dari tampak luar cukup baik untuk ukuran bakery di Cirebon. Roti-rotinya pun berjejer rapi di rak sehingga pengunjung dapat dengan mudah mencari roti yang mereka inginkan. Lebih dari 10 varian rasa roti manis ditawarkan oleh Ozzie, namun si pemilik tetap berpendapat roti rasa cokelatlah yang paling digemari oleh pelanggan setianya. Ngobrol santai sebentar dengan bapak pemilik Ozzie Bakery, kemudian tiba saatnya memfoto produk. Fotografer amatiran kaya gue cukup keringetan juga foto produk yang biasanya dilakukan sama tim fotografer gue. Tapi gue coba untuk tampil profesional di depan mereka dengan bergaya layaknya fotografer beneran. hahahaha...

Setelah mengunjungi Ozzie, kami menuju tempat persiapan acara yaitu Sanitas. Bagi yang belum tahu, Sanitas merupakan nama distributor yang cukup terkenal di Cirebon. Kabarnya pemilik Sanitas merupakan salah satu orang terkaya di Cirebon. Wow! Di sana gue bertemu dengan banyak orang, seperti technical, sales, distributor lain asal Bandung yang jumlahnya kira-kira 10 orang. Bukan hanya dari tim EPFM, ternyata demo kemarin juga dimeriahkan oleh beberapa perusahaan distributor maupun produsen bahan baku makanan seperti Prambanan Kencana dan Sinarmas. Sambil membunuh waktu, gue memutuskan untuk membantu tim technical dalam membuat roti. Ilmu dari mas nay (baker di tempat gue berkerja) emang ga sia-sia ternyata gue bisa juga loh membuat roti. *bergaya dengan kacamata hitam*

Jam menunjukkan pukul satu siang, nampaknya perut kami mulai keroncongan. Waktunya berburu kuliner khas Cirebon, Empal Gentong! Dalam bayangan gue, Empal Gentong adalah daging dengan wujud besar yang biasa dimakan oleh sekitar 4-5 orang. Tapi ternyata Empal Gentong merupakan campuran daging sapi dengan kuah yang terbuat dari santan, em rasanya pun nikmat apalagi jika dinikmati dengan kerupuk dan tambahan sedikit garam. Yummy!

Dari perburuan makan siang, akhirnya gue dan beberapa tim memutuskan untuk kembali ke hotel. Di sana gue beristirahat di Hotel Santika kamar 306. Hotelnya nyaman dengan pemandangan kolam renang yang seakan menarik ingin dikunjungi. Tapi badan menolak, dia lebih memilih kasur ketimbang kolam renang. Baiklah!

Acara puncak pun dumulai di Ballroom Hotel Santika (jadi cukup turun lift deh). Ini gathering yang gue tunggu-tunggu (sebaiknya gue nulis gini, "asik, akhirnya gue bisa makan banyak malam ini"). Malam itu gue juga bertemu dengan ibu Regina, pemilik Sanitas yang saat itu mengenakan baju berwarna merah. Ngobrol santai sebentar ternyata dia orang yang ramah dan baik.

Pasang senyum sana sini untuk jaga image pun gue lakukan di acara gathering. Ya, walaupun gue ngga menyiapkan baju rapi untuk gathering karena gue pikir gue akan meliput demo bukan gathering. Jadi malam itu gue mengenakan tank top dengan balutan jaket kulit dan celana jeans. Penampilan ini memang kurang cocok dengan acara gathering, tapi cukup rock n roll-lah untuk terlihat layaknya wartawan.


Mengingat gue juga berperan sebagai fotografer malam itu, gue terpaksa harus sigap memfoto momen-momen penting. Tapi saatnya makan, gue duduk tenang sembari mencicipi aneka hidangan yang tersedia di prasmanan. (kalimat setelahnya adalah, "tanpa peduli ada momen penting lainnya"). Acara selesai di jam 9 malam, pas sekali dengan jadwal tidur gue. Tanpa berpikir panjang kembalilah gue ke kamar dan TIDUR untuk mengumpulkan tenaga besok pagi kembali ke rumah dengan kereta yang sama di jam 6:15.

Categories: