Sepanjang tahun 2012 hingga 2013, berbagai film dengan beragam genre hadir meramaikan bioskop di Indonesia. Beberapa film pun berhasil mendapat banyak pujian baik dari masyarakat umum maupun para kritikus film, sebut saja The Raid. Film ini mampu merajai bioskop Indonesia sejak pemutaran perdananya Maret 2012 lalu. Dengan banyak menonjolkan seni beladiri, film ini mampu membius para penontonnya lewat aksi Iko Uwais dan Joe Taslim yang berperan sebagai tokoh utama film tersebut. Film yang disutradarai oleh Gareth Evans ini diputar sebagai film pembuka untuk kategori Midnight Madness di Toronto International Film Festival.

Tak kalah menggemparkan yaitu film Habibie dan Ainun. Film yang diperankan oleh Reza Rahardian sebagai Habibie dan Bunga Citra Lestari sebagai Ainun ini bercerita tentang cinta dan kesetiaan. Cerita yang diadaptasi dari kehidupan pribadi mantan presiden RI dan sang istri ini mampu menyedot perhatian masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan. Disebut-sebut cerita cinta Habibie dan Ainun ini merupakan kisah Romeo dan Juliet versi Indonesia. Terlepas dari itu semua, film ini menyelipkan pesan yaitu tentang makna ikatan cinta di atas segalanya.

Masih di genre yang sama, baru-baru ini juga tayang film berjudul Rectoverso yang dirilis tepat di hari kasih sayang, 14 Februari. Kolaborasi para sutradara perempuan Indonesia menghadirkan sebuah karya sastra dengan lima cerita berbeda, diantaranya Firasat, Cicak di Dinding, Curhat buat Sahabat, Hanya Isyarat, dan Malaikat juga Tahu. Film yang diangkat dari novel besutan Dewi Lestari ini tentu akan menghipnotis para penonton seakan larut dalam cerita.

Hadirnya ketiga film di atas membuktikan bahwa film Indonesia mulai menunjukkan kemajuan. Titik terang dunia film Indonesia mulai terlihat dan geliatnya semakin nyata seiring dengan banyaknya sutradara serta para pemain berbakat. Hal tersebut pastinya akan membuat film Indonesia mendapatkan sorotan positif dunia luar ke depannya. 


Categories: